Ia menambahkan, generasi akan menjadi baik jika orang tua, sistem pendidikan, dan lingkungan sosial mendukung. "Tanpa perbaikan di level keluarga dan masyarakat, upaya apa pun, termasuk program militer, hanya isapan jempol," tegasnya.
Meski program ini mungkin memberikan efek disiplin sesaat, Ade khawatir dampak psikologisnya justru kontraproduktif. "Anak-anak bisa terbiasa dengan kekerasan atau mengalami tekanan mental," ujarnya.
Secara kelembagaan, ia mengingatkan bahwa penanganan kamtibmas adalah tugas Polri, sementara pendidikan menjadi tanggung jawab sekolah dan lembaga pendidikan. "Harmonisasi masyarakat adalah tugas bersama, dengan pemerintah sebagai pengendali utama," tegasnya.
Sebelumnya, Purwakarta menjadi kabupaten pertama di Jawa Barat yang menerapkan program semi-militer bagi siswa bermasalah. Sebanyak 40 siswa SMP menjalani pelatihan di Markas Resimen Armed 1 Kostrad selama 6 bulan hingga 1 tahun.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein hadir dalam peluncuran program ini. "Tujuannya membentuk mental dan kedisiplinan, bukan menghukum," kata Dedi. Sementara Binzein menyatakan kesiapan anggaran dan berharap program ini melahirkan generasi yang lebih tangguh.***
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait