Jasad Dea pertama kali ditemukan oleh asisten rumah tangganya dalam kondisi tergeletak dan bersimbah darah di dalam rumah. Penemuan tersebut langsung dilaporkan kepada keluarga dan pihak berwenang.
Sukarno (65), ayah korban, mengaku menerima kabar duka sekitar pukul 14.30 WIB. Ia juga mengungkapkan bahwa Dea sempat mengeluhkan berbagai bentuk teror dari seseorang yang tidak dikenal dalam beberapa bulan terakhir.
“Sempat cerita sering diancam selama tiga bulan. Bahkan pernah ada yang masuk ke rumah, tapi dipergoki pembantu dan langsung kabur,” ujar Sukarno saat ditemui di lokasi kejadian.
Ancaman terhadap korban tak hanya terjadi secara langsung. Dea juga dilaporkan beberapa kali menerima pesan bernada ancaman pembunuhan melalui aplikasi WhatsApp.
Sementara menurut ibu korban, Yuli Ismawati (55), bahwa pihak keluarga sudah berupaya melaporkan kejadian teror tersebut ke aparat setempat.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait
