PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Keberadaan juru parkir liar dan “pak ogah” di jalanan Purwakarta selama ini sering menimbulkan perdebatan. Di satu sisi dianggap membantu, namun di sisi lain juga kerap dianggap mengganggu ketertiban lalu lintas. Kini, Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengambil langkah berani untuk mengubah stigma tersebut melalui pelatihan resmi keselamatan berlalu lintas.
Sebanyak 150 orang yang terdiri dari juru parkir, pembantu pengatur lalu lintas, hingga sopir ambulans desa, dilatih secara intensif selama tiga hari oleh tenaga pengajar dari Politeknik Transportasi Darat Indonesia – Sekolah Tinggi Transportasi Darat (PTDI-STTD). Mereka tidak hanya belajar teori, tapi juga praktik langsung di lapangan agar bisa menjalankan tugasnya dengan lebih tertib, etis, dan aman.
Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, menegaskan pentingnya pelatihan ini. “Mereka bukan sekadar pengatur jalan atau pengemudi biasa. Mereka adalah bagian dari sistem keselamatan publik. Salah sedikit bisa berdampak fatal,” ujarnya tegas.
Pelatihan ini menjadi titik awal perubahan besar. Para peserta akan dibekali dengan seragam resmi usai lulus pelatihan, sebagai bentuk pengakuan dan identitas yang sah. Pemerintah juga merencanakan untuk memasukkan mereka ke dalam sistem perparkiran resmi, agar bisa menyumbang bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mengurangi praktik liar di jalan.
Kepala Dinas Perhubungan, Iwan Suroso, menyebut ini sebagai bentuk penghargaan terhadap profesi yang selama ini dipandang sebelah mata. “Selama ini mereka membantu, tapi tanpa keterampilan dan aturan yang jelas. Sekarang, mereka punya bekal, punya etika, dan diakui secara hukum,” katanya.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait
