Dengan sepinya pembeli, Wawan pun mengaku omsetnya menurun drastis, yakni lebih dari 50 persen. Dimana saat normal ia rata-rata menjual 100 kg per hari.
"Saat ini, paling yang terjual hanya 40 kilogram," ungkap Wawan.
Sementara mahalnya harga telur di pasar tersebut, Wawan menduga imbas dari mahalnya harga pakan ayam. Sehingga para peternak menjual telur ke pasar mahal.
Selain itu, menurut informasi yang diterima Wawan, (telur) digunakan untuk bantuan sosial oleh pemerintah dengan jumlah yang besar. Hal ini membuat pasokan ke pasar sedikit dan membuat harganya menjadi mahal.
"Tapi itu baru informasi. Yang jelas saat ini harga telur masih mahal," ujarnya.
Wawan berharap pemerintah melalui instansi terkait segera menstabilkan harga telur. Sehingga pembeli banyak dan omsetnya pun kembali naik.
Editor : Iwan Setiawan