[OPINI]: Berebut Posisi Jadi Pembisik ‘Ambu’ Anne Ratna Mustika

Nuansa kompetitif tak terhindarkan karena masing-masing pembisik (entah itu sebuah kelompok atau individu), berjalan sendiri-sendiri. Tanpa saling berkoordinasi, apalagi komando.
Tak jarang pada praktiknya satu pembisik dengan pembisik lain berbeda pandangan dalam sebuah persoalan yang sama. Satu sama lain memberikan masukan yang kontradiktif kepada Ambu.
Jangan heran kondisi ini membuat Ambu menjadi bingung, malah cenderung kelimpungan. Masukan atau pendapat yang mana yang mesti diterima. Padahal pada perkara tertentu, Ambu mesti mengambil keputusan secara cepat dan terukur.
Bicara soal sang pembisik, kondisi diperparah dengan dugaan adanya pembisik yang berada pada dua sisi. Di satu sisi, dia tampak menaungi Ambu, namun di sisi lain diam-diam dia adalah loyalis Dedi Mulyadi.
Pada saatnya kelak Ambu akan dipintarkan oleh waktu. Cepat atau lambat, dia akan lebih fasih menjalankan roda pemerintahan. Boleh jadi Ambu masih memerlukan pembisik. Tapi paling tidak, dia akan membaca mana masukan yang birilian dan mana masukan yang tak ubahnya seperti rongsokan. Dia juga kelak akan membaca mana pembisik yang bisa dipercaya, dan mana yang berada di dua kaki.
Editor : Iwan Setiawan