iP: Apa solusi GTR?
RW: Solusi jangka pendek, yakni memperbaiki kebocoran. Sedangkan solusi jangka panjang adalah melakukan peremajaan pada 2025. Persiapannya sudah hampir selesai.
iP: Lantas, kendala yang terjadi di IPA Ubrug seperti apa?
RW: Di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Ubrug masih terbentang pipa asbes sepanjang 12 KM. Ini juga harus diremajakan, mencakup IPA-nya itu sendiri.
Problem lain, sambungan pipa yang membentang di Sasak Beusi, Sindangkasih, terputus sejak 2022 silam.
iP: Terputus? Mengapa?
RW: Pipa GTR menempel pada bentangan instalasi jembatan milik Kementerian PUPR. Pada 2022 silam ada peremajaan jembatan Sasak Beusi, sehingga saluran pipa kita diputus.
iP: Ini berpengaruh terhadap pasokan air ke Kota ya?
RW: Ya, sangat berpengaruh, akhirnya Kota hanya mengandalkan pasokan air dari Cilembangsari-Cigoong (yang banyak kebocoran itu), dan IPA Sadang.
iP: Jalan keluarnya bagaimana?
RW: Alhamdulillah sambungan pipa di Sasak Beusi disambung kembali. Saat ini sedang dalam proses pengerjaan. Jika sudah kelar, maka pasokan air ke Kota tak bakal lagi bermasalah. Januari 2025 dipastikan sudah memasok kembali ke Kota.
iP: Bagaimana dengan IPA Sadang, apakah beroperasi secara optimal?
RW: Kita punya kendala pada pipa transmisi. Sebenarnya IPA Sadang disiapkan bukan untuk pasokan air ke Kota, tetapi ke Babakancikao. Makanya jika IPA Ubrug sudah kembali bisa memasok ke Kota, IPA Sadang bisa fokus ke Babakancikao, khususnya ke daerah Cigelam dan Perumahan Gandasari.
Dengan demikian, jika IPA Ubrug tersambung kembali, Perpipaan Cilembangsari-Cigoong dan diremajakan, maka persoalan air di Purwakarta tak akan bermasalah lagi. Bahkan kita bisa menambah cakupan baru.
**
Editor : Iwan Setiawan