"Jika semua elemen bangsa bersatu, kami yakin perubahan signifikan dapat tercapai. Pengelolaan lahan kritis menjadi lahan produktif ini adalah salah satu upaya penting untuk mendukung ketahanan pangan," katanya.
Ia menyampaikan, wilayah Desa Gunung Hejo dipilih karena memiliki kondisi lahan yang memerlukan intervensi agar dapat dimanfaatkan secara optimal.
"Sebagai langkah awal, kegiatan ini meliputi pengolahan lahan dan pengeboran sumur untuk memastikan ketersediaan air yang cukup bagi tanaman. Sejauh ini, lima titik sumur bor telah berhasil diaktifkan, yang menjadi pondasi penting dalam keberlangsungan program ini," kata Rachmat.
Masyarakat setempat turut serta dalam proses penanaman, dengan harapan mereka dapat mengelola lahan secara berkelanjutan dan memperoleh hasil pertanian yang lebih baik.
Rachmat berharap program ini dapat menjadi model pengelolaan lahan terpadu yang dapat diterapkan di daerah lain, sekaligus mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat pedesaan. ***
Editor : Iwan Setiawan