get app
inews
Aa Text
Read Next : Tanamkan Disiplin Lalulintas Sejak Dini, Polwan Purwakarta Gelar Police Goes To School

Tanissa Puti Rahmadiva, ‘Putri Enceng Gondok’ dari Pinggiran Waduk Jatiluhur 

Sabtu, 31 Mei 2025 | 23:30 WIB
header img
Tanissa Puti Rahmadiva menenteng eceng gondok di danau Waduk Jatiluhur, Purwakarta untuk dijadikan produk anyaman yang bernilai ekonomi. foto: dok Bumi Kreasi Jatiluhur/iNewsPurwakarta.id

Saat itu dia mengajukan proyeknya berjudul "Implementasi bela negara melalui pemanfaatan gulma Eceng Gondok menjadi kerajinan, pupuk, dan briket sebagai wujud aksi bela negara."

Di era Presiden Joko Widodo, Tanissa juga pernah menyabet penghargaan sebagai salah satu Eco-Innovators dari staf khusus Presiden RI Bidang Sosial. Apa yang dilakukan Tanissa dengan eceng gondoknya, dimuat dalam buku ‘Dangerous Humans’ yang ditulis Diaz Hendropriono.

Berkat kegigihannya pula dia dinobatkan sebagai Ambassador Duta Sapulidi (Satuan Pendidikan Peduli Edukasi) untuk daerah aliran sungai (DAS) Citarum  Provinsi Jawa Barat. Tanggungjawab yang diembannya yakni meningkatkan kesadaran dan aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di sekitar DAS Citarum. 

“BKJ juga pernah dipercaya untuk berpartisipasi dalam fashion show di Brunei Darussalam. Saat itu kami menampilkan koleksi busana unik berbahan eceng gondok. Ajang ini memang memperkenalkan karya ramah lingkungan Indonesia untuk meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan,” terang Tanissa.

‘Terbang’ ke Papua

Saat ini Tanissa sibuk memberikan pelatihan, mentoring dan pendampingan bagi penggiat lingkungan, termasuk komunitas UMKM yang berbasis ramah lingkungan. Selain itu, juga menerima program outing class dan magang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.

Pada Maret 2024, Tanissa diundang dalam rangkaian acara HUT III Menoken di Kebun Tuli Yotoro, Kampung Kwadeware, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Dia didaulat memberikan pelatihan kepada Komunitas Menoken Mamta. “Ya, kami sharing untuk memanfaatkan potensi alam sekitar dan potensi masyarakat adat untuk menjaga budaya, tradisi, dan lingkungan,” tuturnya.

Untuk memasarkan hasil kerajinannya, Tanissa mengaku BKJ harus mengikuti perkembangan zaman. Digital maketing, ujarnya, menjadi kebutuhan yang tak bisa ditawar-tawar lagi. 

“BKJ bisa eksis hingga kini, karena kekuatan informasi berbasis digital juga. Ya, selain memasarkan secara offline, saya juga memanfaatkan berbagai platform media sosial. BKJ sudah memiliki tim untuk keperluan itu. Tanpa digital marketing, tak mungkin produk BKJ terjangkau oleh pasar nasional dan global,” ujarnya.

Seperti diketahui, Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) pernah melakukan survei tentang peran platform digital terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia.

Editor : Iwan Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut