Tak Sekadar Menjaga Hukum, Polisi Ini Juga Menjaga Masa Depan Anak Bangsa

Langkahnya tak selalu mulus. Ia sempat dituding membawa ajaran sesat hingga pesantrennya dirusak oleh orang tak dikenal pada tahun 2012. Bahkan, di masa awal berdiri, pesantren ini tak memiliki santri satu pun.
"Waktu itu saya sendirian, saya yang jadi santrinya. Tapi saya yakin, saya mohon pada Allah agar tempat ini jadi pusat kebaikan dan pendidikan. Alhamdulillah, satu per satu santri berdatangan dari lingkungan sekitar, hingga kini sudah ada 250 santri," ujarnya.
Mayoritas santri di pesantren ini adalah anak yatim dan kaum dhuafa. Biaya operasional sempat menjadi tantangan besar, namun Abah Budiman tak menyerah.
Ia menyisihkan gajinya sebagai polisi demi menanggung makan dan kebutuhan santri. Kini, pesantren itu juga telah dilengkapi dengan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah, sebagai bagian dari komitmennya menghadirkan pendidikan berkualitas dan 100 persen gratis, tanpa pungutan untuk makan, pakaian, jajan, maupun sekolah.
"Kami sudah berjanji, pesantren ini harus gratis. Tak boleh ada beban bagi anak-anak yang ingin belajar dan menuntut ilmu," ucapnya.
Editor : Iwan Setiawan