PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id – Kabupaten Purwakarta termasuk sebagai salah satu daerah yang melaksanakan Pilkada serentak 2024. Empat pasangan calon (paslon) menjadi kontestan dalam pesta demokrasi tersebut.
Publik Purwakarta berharap paslon yang kelak terpilih adalah mereka yang mampu memenuhi ekspektasi masyarakat. Salah satu yang didambakan masyarakat adalah memiliki Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta yang tidak merasa alergi jika dikritik.
Tokoh masyarakat yang juga praktisi hukum Purwakarta Gegen Diosya Surendageni mengingatkan, pasangan yang kelak terpilih harus menjadikan kritik sebagai motivasi dan introspeksi. Kritik bisa menjadi spirit dalam melakukan pekerjaan dengan baik. Bahkan dengan adanya kritik, diharapkan akan lahir autokritik.
Dikatakan Gegen, kritik merupakan tanggapan atau penilaian objektif dan seimbang terhadap suatu hal yang disertai dengan uraian serta pertimbangan baik buruk suatu kinerja. Kritik dapat berupa komentar, tinjauan, atau karya tulis jurnalistik.
“Tujuan kritik untuk meningkatkan pemahaman, memperbaiki kinerja pejabat publik. Kritik yang baik itu disertai dengan analisis, pembuktian, dan penalaran yang rasional. Idealnya kritik harus disertai apresiasi dan memberikan solusi,” ujar Gegen, Jumat (18/10/2024).
Dia menambahkan, dari empat pasang kontestan Pilkada Purwakarta, siapa pun kelak yang menang, harus legowo menerima kritik dari siapapun. Tidak perlu alergi.
Jika bupati anti dikritik, Gegen menyimpulkan secara halus bahwa bupati telah merasa sempurna. Dia menganggap apa yang dikerjakannya sudah baik dan benar. Tidak perlu ada kritikan dari mana pun.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait