PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Kue keranjang atau dodol Cina merupakan ciri khas perayaan Imlek. Jelang perayaan Imlek, para pembuatnya sibuk memproduksi kue ini.
Seperti di rumah milik Hayati, produsen kue keranjang di Gang Aster, Kelurahan Nagrikaler, Purwakarta. Sejumlah pegawai di tempat produsen kue keranjang satu-satunya di Purwakarta ini terlihat sibuk membuat kue keranjang.
Produsen kue keranjang, Hayati mengatakan bahwa usaha kue khas imlek ini merupakan warisan dari keluarganya secara turun temurun. Meski diproduksi dengan bahan alami yang mudah ditemui dipasaran, usaha kue keranjang miliknya mampu bertahan selama tiga dekade.
"Kurang lebih sudah 30 tahun. Kita dari dulu resepnya gapernah ada yang dirubah, kita pakai gula putih bukan gula merah, terus ada pandan dan tepung beras ketan," ujar Hayati saat ditemui di rumahnya, Kamis (23/1/2025).
Hayati menuturkan, sekali produksi dirinya bisa menggunakan bahan baku hingga ratusan kilogram yang diantaranya terdiri darqi gula putih sebanyak 27 kilogram dan tepung beras ketan 100 kilogram.
Ia menyebut, proses membuatan kue miliknya memakan waktu yang cukup panjang. Setelah merebus gula dengan pandan, cairan gula akan dicampur dengan adonan tepung beras ketan untuk kemudian dikukus menggunakan tungku tradisional selama belasan jam.
"Setelah dicetak baru dikukus, walaupun gak pake gula merah tapi hasilnya jadi merah kan. Kuncinya ada pas pengukusannya," tutur Hayati.
Hayati mengungkapkan, meski kue keranjang merupakan kuliner legendaris, namun produksinya tidak dapat dilakukan setiap hari. Hal itu dikarenakan sedikitnya peminat kue keranjang pada saat ini.
"Peminatnya sepi, udah empat tahun ini sepi terus. Produksinya gak setiap hari, paling kalau ada pesanan aja," ungkapnya. ***
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait
