Idoh telah menjual mobil dan seluruh aset keluarga demi biaya pengobatan. Namun seiring waktu, biaya yang terus membengkak membuat langkah mereka terhenti.
Kini, Mustakim tak lagi bisa bekerja setelah terserang stroke akibat tekanan mental yang terus menerus. Beban berat kini seluruhnya dipikul oleh Idoh seorang diri.
Kisah keluarga ini akhirnya sampai ke telinga komunitas sosial Bela Purwakarta. Pendiri komunitas, Aa Komara, bersama relawan lainnya langsung menyambangi rumah Idoh. Mereka memberikan bingkisan Lebaran sekaligus menyampaikan dukungan moral dan komitmen jangka panjang.
“Kondisi anak ini memerlukan pengobatan lanjutan. Kami mengetuk hati pemerintah daerah, bahkan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, agar turun tangan,” tegas Aa Komara.
Kini, harapan itu bergantung pada kepedulian bersama. Di balik kesunyian rumah keluarga Mustakim, ada doa yang tak pernah putus: agar anak mereka bisa kembali menjalani hidup dengan layak, dan sang ibu tak lagi berjuang sendirian. ***
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait