PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Gempa bumi berkekuatan 4,9 skala Richter mengguncang wilayah tenggara Bekasi pada pagi hari tadi. Guncangan terasa hingga ke kawasan Waduk Jatiluhur, Purwakarta, yang berada di bawah pengelolaan Perum Jasa Tirta II. Dampaknya, pengelola bendungan langsung bergerak cepat melakukan berbagai langkah antisipatif demi memastikan keamanan struktur bendungan.
Bendungan Waduk Jatiluhur berjarak hanya sekitar 15,37 kilometer dari pusat gempa. Karena kedekatan tersebut, Perum Jasa Tirta II menerapkan prosedur tanggap darurat untuk memastikan tidak terjadi kerusakan serius, terutama potensi retakan atau longsoran di tubuh bendungan.
General Manager Wilayah IV Bendungan dan Kepala Sub Unit Pengelolaan Bendungan Ir. H. Juanda, Anom Soal Herudjito, menyampaikan bahwa saat ini telah dilakukan dua langkah utama pengamanan.
"Langkah pertama adalah memperbarui data dari berbagai instrumen keamanan bendungan, seperti pemantauan pergerakan tubuh bendungan dan rembesan. Langkah kedua adalah inspeksi visual terhadap kondisi fisik bendungan untuk melihat adanya retakan atau longsoran," jelas Anom.
Selain itu, sesuai dengan peraturan terkait keselamatan bendungan, inspeksi luar biasa (extraordinary inspection) juga sedang dilakukan mengingat jarak episentrum gempa yang sangat dekat dengan lokasi bendungan.
Perum Jasa Tirta II juga memanfaatkan dua alat canggih untuk memantau kondisi bendungan secara otomatis selama 24 jam penuh.
Pertama adalah Strong Motion Accelerometer yang berfungsi mendeteksi percepatan gempa di tubuh bendungan. Kedua, robotic device yang memonitor pergerakan eksternal struktur bendungan secara real-time.
"Dari hasil pemantauan kedua alat ini, hingga saat ini kondisi Waduk Jatiluhur dinyatakan relatif aman. Tidak ditemukan adanya anomali atau kondisi abnormal pada bendungan," tegas Anom. ***
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait
