"Kami ingin mengenalkan kembali makanan tradisional kepada generasi muda, sekaligus memberdayakan warga lokal lewat kegiatan ekonomi berbasis budaya," jelas Tatang.
Salah satu pengunjung, Novi, mengaku sangat antusias bisa mencicipi makanan jadul seperti es cendol dan surabi original. Ia yang termasuk generasi milenial menyebut pengalaman ini menyenangkan sekaligus edukatif.
"Rasanya enak dan bikin nostalgia, padahal saya sendiri baru tahu ada makanan seperti tuweug. Sekarang kan susah nyari makanan kayak gini," ujarnya.
Sementara itu, salah satu pedagang, Yuli, menyampaikan bahwa ia membawa berbagai jenis jajanan jadul seperti urab singkong, urab talas, dan es cendol yang semuanya dibuat secara tradisional.
"Tuweug itu termasuk makanan yang hampir punah, jadi saya senang sekali bisa menjualnya lagi di sini," ungkap Yuli.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait