Sementara menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, bahwa smart farming telah terbukti mendongkrak produktivitas, memperbaiki kualitas dan menjamin kontuinitas produksi pertanian.
Hal tersebut, lanjut dia, telah dibuktikan Gapoktan Karya Bhakti di Desa Taringgul Tonggoh, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta Jawa Barat.
“Gapoktan Karya Bhakti sudah mengimplementasikan smart farming, dan mereka dapat menikmati hasilnya,“ ujar Dedi usai melakukan panen dan tanam bersama dilahan milik Gapoktan Karya Bhakti, Kamis (2/3/2023).
Dedi menuturkan, Smart Farming dikembangkan sebagai salah satu respon adaptif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi global. Penerapan Smart Farming dapat mencapai efisiensi biaya dan waktu produksi, peningkatan kualitas dan skala usaha, serta mitigasi iklim melalui penggunaan sumberdaya alam secara bijak.
“Smart farming arahnya adalah, produksinya tinggi tetapi inputnya relatif rendah Inputnya efisien, outputnya efektif. Ada yang memanfaatkan varietas. Nah disini ditanam padi yang berasnya itu khusus, fungsional, dimana berasnya itu dapat mengatasi stunting. Beras ini nilai jualnya lebih tinggi dari beras biasa. Inilah yang dimaksud dengan outputnya lebih tinggi. sehingga bisa menghasilkan pendapatan yang lebih besar, “ ujarnya.
Editor : Iwan Setiawan