Selain menggunakan varietas unggul, petani desa Taringgul Tonggoh sudah memanfaatkan sumber air yang berkesinambungan. Sehingga mereka bisa terus bertanam hingga tiga kali dalam setahun dengan produktivitas 5,6 - 6 ton/ha diatas rata-rata produksi nasional 5,2 ton.
“Air yang ada tidak terbuang sia-sia, tetapi dibelokan dulu kelahan sawah kemudian tanaman tumbuh, ada yang padi, sayur-sayuran, nah baru air dialirkan ke sungai," terangnya.
Ini artinya, Dedi melanjutkan, efisiensi air luar biasa. Sehingga petani bisa bertanam tiga kali dalam setahun.
"Sembilan bulan air betul – betul dimanfaatkan di Wanayasa ini, air tidak ada yang terbuang, “ ungkapnya.
Dedi menyebut, smart farming di desa Taringgul Tonggoh juga ditandai dengan penggunaan pupuk kompos, pupuk kandang dan pupuk hayati untuk mendorong produktivitas.
Editor : Iwan Setiawan