Saya: Tapi kan sekarang Engking di Purwakartun bukan siapa-siapa. Bukan lagi anggota DPRD atau bupati.
Engking: Siapa yang berani bilang saya bukan siapa-siapa? Bawa sini orangnya, biar saya cuci otaknya!
Saya: Duh, gitu aja emosi. Mendingan Engking jawab pertanyaan saya, mengapa Pilkada Purwakartun dianggap begitu penting?
Engking: Begini ya, saya memang tidak lahir di kabupaten ini. Dan sekarang saya tidak menjabat sebagai apapun di Purwakartun. Tapi mesti diingat, karier politik saya tumbuh di sini. Saya menikah di sini, dan anak-anak saya juga semuanya lahir dan besar di sini.
Saya: Apa korelasinya dengan perhelatan Pilkada?
Engking: Masyarakat Purwakartun memandang saya sebagai seseorang yang memiliki powerfull. Karena sudah kadung dianggap seperti itu, ya sudah, akhirnya saya manfaatkan saja mereka.
Saya: Lantas?
Engking: Dalam setiap perhelatan Pilkada, saya bisa dengan mudah membeli parpol, kongkalikong dengan Bawaslu dan KPU, bercumbu mesra dengan aparat hukum, dan mendikte birokrat hingga aparat kepala desa.
Saya: Wow, kereeeen!
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait