Mimpi Seorang Anak Kampung, Haruskah Kandas di Bandara?
Ini bukan kisah satu orang. Ini kisah banyak pemuda Indonesia yang berjuang menembus batas, melawan nasib, dan menggenggam harapan.
Asgar tidak meminta rumah. Ia tidak menuntut fasilitas. Ia hanya ingin satu tiket. Tiket menuju masa depan.
“Saya hanya ingin belajar. Saya ingin pulang dan mengajar. Saya ingin ilmu saya bermanfaat. Saya percaya, akan ada tangan-tangan baik yang Allah gerakkan untuk membantu.”
Saat pemerintah gencar berbicara soal “Indonesia Emas 2045”, kisah Asgar justru menunjukkan retak di lapisan akar rumput: ketika seorang calon intelektual muda terpaksa keliling kampung demi mencari dana tiket — bukan ke Paris, bukan ke Tokyo, tapi ke Yaman, untuk belajar agama.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait
