PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Dunia pendidikan di Kabupaten Purwakarta kembali tercoreng oleh kasus perundungan (bullying). Sejumlah siswa MTsN 1 Purwakarta yang tinggal di asrama diduga menjadi korban kekerasan fisik yang dilakukan oleh para pelajar senior. Ironisnya, saat proses mediasi digelar, seorang oknum Babinsa justru melarang wartawan untuk meliput, menimbulkan insiden yang menuai sorotan.
Kasus ini pertama kali mencuat setelah keluarga korban melapor ke pihak madrasah dan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Purwakarta. Menyikapi laporan tersebut, Kemenag bersama pihak sekolah dan pengelola asrama segera menggelar forum islah atau mediasi antara korban dan pelaku.
Mediasi berlangsung pada Selasa (7/10/2025) di lingkungan asrama MTsN 1 Purwakarta, Kelurahan Purwamekar. Kegiatan ini dihadiri oleh Kasi Madrasah Kemenag Purwakarta, pihak sekolah, pengelola asrama, orang tua siswa, serta aparat keamanan dari Polres Purwakarta, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.
Namun, suasana sempat memanas saat seorang anggota Babinsa melarang wartawan yang hadir untuk meliput jalannya mediasi. Dengan nada tinggi, ia membentak, “Jangan diliput!”, membuat sejumlah jurnalis merasa tidak dihormati dalam menjalankan tugas jurnalistik.
Kasi Madrasah Kemenag Purwakarta, H. Munir Huda, membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima laporan resmi pada Senin dan langsung menindaklanjuti ke lokasi. Hasil pendalaman awal mengindikasikan bahwa delapan siswa senior diduga terlibat dalam peristiwa perundungan tersebut.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait
