Menanggapi kejadian ini, Humas Kemenag Purwakarta, Lucky, menyatakan bahwa kasus ini menjadi momentum untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan di asrama.
“Kami akan memperkuat pendidikan karakter, memperluas sosialisasi anti-perundungan, dan memperketat pengawasan terhadap interaksi antar siswa,” jelasnya.
Kemenag juga akan mendorong seluruh madrasah di bawah naungan mereka agar membangun lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan. ***
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait
