"Kita harus membantu mereka untuk mengeluarkan emosi negatif dari apa yang mereka alami," ucapnya.
Fikalia menjelaskan, pengeluaran emosi negatif harus dilakukan secara perlahan agar emosi korban tetap stabil. Sehingga tidak meninggalkan trauma yang mendalam dan mengakibatkan korban dapat melakukan hal serupa terhadap dirinya maupun orang lain.
"Korban kondisinya ada yang trauma ringan hingga trauma berat," jelasnya.
Ia mengungkapkan, trauma healing tersebut akan diagendakan secara rutin sekitar tuga bulan kedepan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk benar-benar menghilangkan trauma yang dialami oleh korban.
"Kita akan agendakan setiap satu atau dua Minggu sekali hingga korban benar-benar sembuh dari traumanya," ungkapnya.
Editor : Iwan Setiawan