Dedi menjadikan Binzein sebagai investasi politiknya. Seandainya Binzein memenangi Pilkada 2024, tak menutup kemungkinan pada Pilkada berikutnya Dedi akan menduetkan Binzein dengan putra sulungnya.
Selanjutnya, pada Pilkada berikutnya lagi, putra sulungnya ini akan disodorkan menjadi calon bupati. Ya, siapa tahu.
Pasti muluskah jalan Binzein? Belum tentu. Dia akan dihadang dan digembosi oleh pihak-pihak ‘Anti Dedi’. Yakni, mereka yang menilai Dedi bukanlah Bupati Purwakarta yang ideal.
Pada saat ada sosok yang seolah-olah menjadi reinkarnasi Dedi, pihak ini akan serta merta menolaknya. Siapa pun sosok itu, tidak hanya berlaku untuk seorang Binzein.
Ini tentu saja menjadi batu sandungan dan persoalan tersendiri bagi Binzein. Itu merupakan risiko yang mesti dihadapi. Tinggal sejauh mana kemampuan dia untuk meminimalisir resistensi itu. Syukur-syukur Binzein bisa membalikkan keadaan: para pembenci Dedi menjadi loyalisnya.
Yang menarik, kendati sama-sama berada di posisi status quo, Anne dan Binzein bagaikan minyak dan air. Di antara keduanya tersimpan rivalitas yang sengit.
Editor : Iwan Setiawan