Caleg: Hahaha. Habisnya kamu minta jawaban yang jujur sih. Dan itulah jawaban saya yang paling jujur.
Saya: Setahu saya, legislator itu wakil rakyat. Kalau Anda berperangai seperti itu, apa masih bisa dikatakan mewakili rakyat?
Caleg: Justru rakyat yang harus mewakili saya melalui suara mereka di bilik suara. Setelah mereka memilih saya dan saya nanti terpilih, maka itu sudah impas.
Saya: Impas? Maksudnya?
Caleg: Ya, impas. Mereka memilih saya, dan saya membayar mereka. Memangnya untuk jadi caleg itu gratis! Harus keluar kocek ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Saya: Anda tidak merasa rugi keluar uang sebanyak itu?
Caleg: Ya tidak dong. Kan nanti jumlah kocek yang saya terima selama menjadi legislator, harus lebih besar berlipat-lipat dari pada kocek yang saya keluarkan untuk membeli suara pemilih. Modal harus Kembali, selanjutnya mencari laba sebesar-besarnya.
Saya: Seperti prinsip dagang dong?
Caleg: Yaaaa begitulah.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait