Miniatur Kapal Nusantara: Obsesi Arifin Melestarikan Kearifan Bahari
Mereka berkreasi di bawah wadah yang diberi nama Bumi Kreasi Jatiluhur (BKJ). Penggagasnya? Ya siapa lagi kalau bukan Tanissa. “BKJ merupakan wadah bagi ‘akamsi’ alias anak kampung sini, untuk berkreasi menganyam eceng gondok,” tuturnya saat berbincang santai di tepi Waduk Jatiluhur, 22 Oktober 2025.
“Pada awalnya saya mendatangkan seorang ahli bidang anyam-menganyam dari Bandung Barat untuk melatih warga sini, terutama kalangan ibu-ibu. Sekarang mereka sudah mahir membuat beragam anyaman,” ujar Peraih wakil 1 Mojang Jajaka Purwakarta 2021 ini.
Ngerumpi No, Menganyam Yes
Saat ini warga binaan BKJ yang aktif menganyam berjumlah 20 orang. Mereka berasal dari Kecamatan Jatiluhur dan Sukasari. “Sebagai ibu rumah tangga yang menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah, mereka lebih memilih menganyam daripada ngerumpi tentang hal yang nggak-nggak,” ujar jebolan UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini.
“BKJ menerapkan pola home industry. Para pengrajin berkarya di rumah mereka masing-masing, lantas hasilnya dikumpulkan dan dipajang di galeri yang berada di kawasan wisata Waduk Jatiluhur,” imbuhnya.
Tanissa berharap wadah ini terus berkontribusi memberdayakan warga untuk meningkatkan taraf ekonomi. “BKJ memegang prinsip berkelanjutan. Saya mendorong para pengrajin agar mengajarkan keterampilan menganyam ke tetangganya. Tak menjadi soal bagi saya jika pengrajin menerima pesanan mandiri, tanpa terikat BKJ. Yang jelas, obsesi saya melestarikan budaya menganyam dapat terwujud,” ujarnya.
BKJ menghasilkan dua jenis produk, yakni produk fashion dan home décor. Untuk fashion, terdiri dari tas, sandal dan topi. Adapun home décor terdiri dari tatakan gelas, keranjang, dan hiasan dinding. Sekadar informasi, sandal dan tas buatan BKJ sudah sampai ke Finlandia dan Polandia.
“Ternyata orang bule banyak yang tertarik dengan produk lokal. Mereka menilainya sebagai sebuah karya yang unik. Begitu pula ketika BKJ berpartisipasi dalam peragaan busana di Brunei Darussalam, pengunjung sangat terpesona dengan koleksi busana berbahan eceng gondok yang kami tampilkan,” terang Tanissa.
Bukan Hal Kuno
Kiprah Tanissa dengan BKJ-nya mendapat apresiasi dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Pada 2023, tepatnya di ajang Aksi Nyata Bela Negara Award menyambut Hari Bela Negara (HBN) ke-75 di Jakarta, perempuan yang gemar travelling itu memperoleh penghargaan.
Selanjutnya pada Maret 2024, Tanissa terbang ke Papua dalam acara HUT III Menoken di Kebun Tuli Yotoro, Kampung Kwadeware, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. Di sana dia mempraktikkan cara menganyam dan melatih penduduk setempat yang tergabung dalam Komunitas Menoken Mamta.

Dia menilai bahwa menganyam bukanlah hal kuno, tapi warisan leluhur yang memiliki nilai ekonomi. Eceng gondok yang dianggap sebagai tanaman gulma bisa jadi solusi penyelamatan lingkungan dan penghidupan.
Jawa Barat memang memerlukan sosok-sosok kreatif seperti Arifin dan Tanissa. Banyak potensi lokal dari sektor UMKM dan pariwisata yang masih tersembunyi.
Potensi yang beranjak dari kearifan lokal, sampai pada akhirnya bermuara kepada meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Jika dipoles, para pelaku UMKM ini bisa membawa Jawa Barat melanglangbuana.
Editor : Iwan Setiawan