iP: Polanya seperti apa?
RW: Skema bisnis yang diterapkan adalah build operate transfer (BOT). Jadi, investor menanamkan modal untuk membangun intake, IPA dan jaringan perpipaan yang baru. Kemudian mereka mengoperasikannya dalam jangka waktu sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
iP: Setelah itu?
RW: Selanjutnya, setelah masa kontrak habis dan tidak diperpanjang, maka aset diserahkan dan menjadi milik GTR. Ini sudah banyak dilakukan oleh PDAM-PDAM lain. Bekasi misalnya. Mereka sudah menerapkannya sejak 2013. Sebenarnya kita tuh ketinggalan.
iP: Dalam B2B, GTR sendiri perannya seperti apa?
RW: GTR berperan dalam pengembangan cakupan sambungan rumah (SR). Jadi, ini simbiosis mutualisme. Kita tahu bahwa swasta tak boleh menjual air. Sesuai aturan, penyelenggara atas tarif adalah PDAM. Nantinya keuntungan pihak swasta adalah dari bagi hasil dari tarif.
iP: Kapan B2B akan dijalankan?
RW: GTR sudah membuat MoU dengan tiga investor. Awal 2025 kita memulai, dan pada pertengahan 2025 distribusi air di Purwakarta akan berjalan lancar.
iP: Ngomong-ngomong, ada kabar bahwa tarif air GTR naik. Betul?
RW: Betul. Tarif baru mulai diberlakukan bulan September 2024 untuk pembayaran di bulan Oktober 2024.
iP: Alasan menaikkan tarif?
RW: Tarif air secara nasional sudah ditentukan atau diatur oleh Pemerintah Provinsi, melalui Keputusan Gubernur (Kepgub). Tarif di setiap daerah berbeda, tergantung dari hasil komponen penilaian dan pengkajian. Pemprov Jabar sudah menetapkan batas bawah dan atas tarif yang layak untuk Purwakarta.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait